Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

Dosa Ghibah dan Bahayanya

Dosa menggunjing tergolong besar karena ia mencederai kehormatan seorang muslim yang sebenarnya haram baginya.
Dosa Ghibah dan Bahayanya

Artikel ini membahas tentang Dosa Ghibah dan Bahayanya, yang mungkin diluar sana banyak orang belum memahami atau memang belum mengetahui hukumnya, dikarenakan berbagai faktor pendidikan mereka.

Oleh karena itu disini kami ingin berbagi pengetahuan tentang ghibah serta dosa dan resikonya, yang kami kutip dari situs bersama dakwah.

Pembaca setia SD IT Nurul Jannah yang kami banggakan, Banyak orang menganggap ghibah sebagai dosa kecil, sehingga perilaku seperti ini mereka remehkan. Hari demi hari mereka pun tetap asyik melakukan hal ini tanpa merasa telah melakukan kesalahan besar.

Menurut beberapa pendapat Ghibah ini bisa beragam bentuk dan jenisnya. Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin menjelaskan, ghibah bisa berupa perkataan tentang fisik.

Misalnya, kepalanya botak, mata buta sebelah, gembrot, kurus kering, dan sebagainya.

Contoh ghibah pada zaman sekarang,

“Fulanah itu masa pandemi corona begini kok malah semakin gemuk badannya??.”
“Iya, Mbak. Dia itu makannya banyak. Sampai makanan teman juga disikat.”

Kedua, menyangkut pakaian atau penampilan.

Contoh “Dia nggak pantas sama sekali pakai baju begitu. Kelihatan norak dan ndeso.”

Ketiga, menyangkut sifat atau perbuatan. Contoh, “Memang dia itu pemalas. Saya pernah ke rumahnya, jam 10 baru mandi.”

Keempat, menyangkut soal ibadah.

Contoh “Fulan itu hanya pandai ceramah. Dia sendiri jarang puasa sunnah. Puasa Senin Kamis saja tidak. Saya tahu, karena sering bertemu.”

Bentuk Ghibah bisa berupa perkataan, tulisan maupun isyarat. Imam Ghazali mencontohkan, isyarat mata yang di maksudkan untuk mencela juga termasuk ghibah.

Contoh lain, seseorang yang kakinya pincang. Lalu orang lain mengisyaratkan dia dengan menirukan cara jalan tersebut dengan maksud menghinanya.

Dosa Ghibah dan Bahayanya

Ghibah (غيبة) berasal dari kata ghaib (غيب) yaitu tidak hadir. Ghibah adalah membicarakan sesuatu tentang orang yang tidak hadir yang jika orang tersebut mengetahuinya maka ia tidak suka. Dalam bahasa Indonesia, biasa diterjemahkan dengan menggunjing atau gosip.

Dalam hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah menjelaskan tentang ghibah dengan sabda beliau:

ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ “Kamu mengatakan tentang saudaramu hal-hal yang tidak disukainya”

Ada sahabat yang bertanya, “bagaimana jika apa yang dikatakan itu memang fakta?” Beliau lantas menjawab:

إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ “Jika apa yang kamu katakan itu ada pada saudaramu, berarti kamu telah ghibah. Dan jika apa yang kamu katakan itu tidak ada pada saudaramu, berarti itu adalah fitnah.”

Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan, arti ghibah adalah engkau menyebut-nyebut orang lain yang tidak berada bersamamu dengan suatu perkataan yang ia tidak suka jika mendengarnya.

Berikut ini adalah Dosa Ghibah serta bahayanya yang bisa kamu baca.

1. Dosa Besar

Ghibah termasuk dosa besar. Karenanya Imam Adz Dzahabi memasukkannya dalam kitab Al Kabair.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan larangannya dalam Surat Al Hujurat ayat 12.

Artinya “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”

2. Perusak Ukhuwah

Allah memfirmankan bahwa orang-orang beriman itu bersaudara. Bahkan persaudaraannya sangat kuat hingga Allah menyebut ikhwah dalam Surat Al Hujurat ayat 10.

Setelah itu, pada ayat 11 dan 12, Allah menjelaskan tentang hal-hal yang bisa merusak ukhuwah. Salah satunya adalah ghibah.

3. Ibarat Makan Bangkai

Dalam Al Hujurat ayat 12 tersebut, Allah mengibaratkan ghibah dengan makan bangkai saudara sendiri.

وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ
..dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.. (QS. Al Hujurat: 12)

Setiap orang pasti tidak suka makan bangkai. Kata fakarihtumuuh (فكرهتموه) menggunakan fi’il madhi (kata kerja lampau), menunjukkan bahwa perasaan jijik itu adalah sesuatu yang pasti semua orang merasakannya.

“Yakni sebagaimana kamu tidak menyukai hal itu secara naluri, maka bencilah perbuatan tersebut demi perintah syara’” tulis Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini. “Karena sesungguhnya hukuman yang sebenarnya jauh lebih keras dari apa yang digambarkan.”

4. Mencederai Kehormatan Muslim

Dosa menggunjing tergolong besar karena ia mencederai kehormatan seorang muslim yang sebenarnya haram baginya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ “Sesungguhnya darah, harta dan kehormatan kalian adalah haram atas diri kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maksudnya, haram bagi seorang muslim menumpahkan darah sesama muslim. Haram pula mengambil harta muslim yang lain tanpa hak. Dan juga haram mencederai kehormatannya.

Ibnu Taimiyah menjelaskan, semakin besar iman seseorang yang ia cederai kehormatannya, semakin besar pula dosanya. Demikian pula semakin besar iman seseorang yang ia gunjing, semakin besar pula dosanya.

5. Allah Buka Aibnya

Seseorang yang hobi ghibah dan mencari-cari aib seorang muslim, Allah akan membuka aibnya meskipun ia menyembunyikan aib itu rapat-rapat.

يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَدْخُلِ الإِيمَانُ قَلْبَهُ لاَ تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِينَ وَلاَ تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنِ اتَّبَعَ عَوْرَاتِهِمْ يَتَّبِعِ اللَّهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ يَتَّبِعِ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِى بَيْتِه
Artinya “Wahai sekalian orang yang beriman dengan lidahnya sedangkan iman itu belum masuk ke dalam hatinya. Janganlah kalian suka menggunjing orang-orang muslim dan mencari-cari aib mereka. Karena siapa yang mencari-cari aib muslim, Allah akan mencari-cari aibnya. Dan siapa yang Allah cari aibnya, maka Dia akan membuka aib itu meskipun ia bersembunyi di rumahnya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ahmad)

6. Keimanannya Jauh dari Sempurna

Orang yang suka menggunjing, keimanannya jauh dari sempurna. Bahkan Rasulullah menggunakan istilah iman belum masuk di hati untuk orang yang suka menggunjing sebagaimana hadits tersebut.

Cara Bertaubat dari Ghibah

Cara Bertaubat dari Ghibah

Ghibah adalah dosa yang menyangkut hak manusia. Karenanya untuk bertaubat, ia harus bertaubat kepada Allah dan meminta maaf kepada orang tersebut.

Sebagaimana Imam Nawawi menjelaskan dalam Riyadhus Shalihin ketika membahas taubat:

  1. Menyesali perbuatan ghibahnya
  2. Memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
  3. Berjanji tidak akan mengulangi
  4. Meminta maaf kepada orang yang telah ia gunjing
Taubat kepada Allah haruslah sungguh-sungguh. Jika menggunjingnya sudah sekian lama dan kepada begitu banyak orang, mungkin tidak cukup dengan istighfar. Sebagai bentuk taubat nasuha, perlu kiranya mengerjakan sholat taubat.

Terkait poin 4 ini, Ibnu Qudamah menjelaskan, jika ghibah belum didengar oleh orang yang digunjing, permohonan maaf cukup dengan memohonkan ampunan bagi orang tersebut. Agar ia tidak mendengar apa-apa yang belum diketahuinya. Sehingga hatinya bisa menjadi lebih lapang.

“Tebusan tindakanmu yang memakan daging saudaramu adalah dengan cara memuji dirinya dan mendoakan kebaikan baginya,” kata Mujahid. “Begitu pula jika orang tersebut telah meninggal dunia.”

Reference:
https://bersamadakwah.net/ghibah/

pendidikan
Nurul Jannah
Nurul Jannah
SD IT Nurul Jannah, adalah sekolah dasar berbasis islam yang merangkum antara pendidikan formal dengan pendidikan agama.
Join the conversation
Post a Comment
Otohits.net, fast and efficient autosurf